KEHIDUPAN SOSIAL DAN BUDAYA SUKU MINAHASA
OLEH : Ralf R.S Walewangko
A.
TENTANG MINAHASA
MINAHASA
terletak di ujung jazirah utara pulau Sulawesi, pada posisi geografis 124°40′ –
124°50′ BT dan 1°30′ – 1°40′ LU Kota Manado Merupakan dari provinsi Sulawesi
Utara Kota Manado seringkali disebut sebagai Menado. Minahasa berasal dari kata dasar “ESA” yang berarti
“Satu”. Motto dari Sulawesi utara adalah Si Tou Timou Tumou Tou, sebuah
filsafat hidup masyarakat Minahasa yang dipopulerkan oleh Sam Ratulangi, yang
berarti: "Manusia hidup untuk memanusiakan orang lain" atau
"Orang hidup untuk menghidupkan orang lain". Dalam ungkapan Bahasa
Manadonya, yang berarti: "Baku beking pande" yang secara umum berarti
"Saling menambah pintar dengan orang lain".
B.
SUKU MINAHASA
Di Minahasa terdapat beberapa suku yang cukup banyak
dan beragam,Berikut merupakan Nama-nama suku yang ada dan tempat di mana
suku-suku itu berada
Ø Tonsea; terdapat di
sekitar Timur Laut Minahasa.
Ø Tombulu; terdapat di
sekitar Barat Laut danau Tondano.
Ø Tontemboan/Tompakewa;
terdapat di sekitar Barat Daya Minahasa.
Ø Toulour; terdapat di
bagian Timur dan pesisir danau Tondano.
Ø Tonsawang; terdapat di bagian
tengah dan Selatan Minahasa.
Ø Pasan atau Ratahan;
terdapat di bagian Tenggara Minahasa.
Ø Ponosakan; di bagian
Tenggara Minahasa.
Ø Bantik; terdapat di
beberapa tempat di pesisir Barat Laut Utara dan Selatan kota Manado.
C.
MACAM-MACAM KEBUDAYAAN ASLI DI MINAHASA
Seperti yang kita ketahui Minahasa mempunyai begitu
banyak keragaman budaya yang ada. Mulai dari Tarian,alat music,Makanan dan
minuman.Berikut beberapa contoh kebudayaan MINAHASA
MapalusMapalus adalah bentuk gotong royong tradisional warisan nenek moyang orang Minahasa di Kota Manado yang merupakan suatu sistem prosedur, metode atau tehnik kerja sama untuk kepentingan bersama oleh masing-masing anggota secara bergiliran. Mapalus muncul atas dasar kesadaran akan adanya kebersamaan, keterbatasan akan kemampuannya baik cara berpikir, berkarya, dan lain sebagainya.
Jadi, mapulus ini merupakan suatu bentuk kebersamaan yg selalu di junjung oleh suku MINAHASA dalam menjalin kebersamaan di antara masyarakat Minahasa.
Rumah Panggung Adat MINAHASA
Rumah panggung atau wale merupakan tempat kediaman para anggota rumah tangga orang Minahasa di Kota Manado, dimana didalamnya digunakan sebagai tempat melakukan berbagai aktivitas. Rumah panggung jaman dahulu dimaksudkan untuk menghindari serangan musuh secara mendadak atau serangan binatang buas. Sekalipun keadaan sekarang tidak sama lagi dengan keadaan dahulu, tapi masih banyak penduduk yang membangun rumah panggung berdasarkan konstruksi rumah modern.
Pengucapan Syukur
Pada masa lalu pengucapan syukur diadakan untuk menyampaikan doa atau mantra yang memuji kebesaran dan kekuasaan para dewa atas berkat yang diberikan sambil menari dan menyanyikan lagu pujian dengan syair yang mengagungkan. Saat ini pengucapan syukur di Kota Manado dilaksanakan dalam bentuk ibadah di gereja. Pada hari H tersebut setiap rumah tangga menyiapkan makanan dan kue untuk dimakan oleh anggota rumah tangga, juga dipersiapkan bagi para tamu yang datang berkunjung.
Contoh pengucapan syukur sering kali dirangkaikan dengan IBADAH rukun, ucapan syukur kadang di adakan seperti kalau ada yang berulang Tahun,Syukur atas Kesembuhan,atau Berkat-berkat yang telah di terima keluarga tersebut.
Tari Kabasaran
Tari kabasaran sering juga disebut tari cakalele, adalah salah satu seni tari tradisional orang Minahasa yang banyak dimainkan oleh masyarakat Kota Manado, yang biasanya ditampilkan pada acara-acara tertentu seperti menyambut tamu dan pagelaran seni budaya. Tari ini menirukan perilaku dari para leluhur dan merupakan seni tari perang melawan musuh.
Tari Maengket
Tari maengket adalah salah satu seni tarian rakyat orang Minahasa. Tarian ini disertai dengan nyanyian dan diiringi gendang atau tambur yang biasanya dilakukan sesudah panen padi sebagai ucapan syukur kepada Sang Pencipta.Jadi, Tari maengket ini merupakan tarian rakyat untuk Hasil panen yg telah mereka dapatkan yang sejak dulu sudah di ciptakan untuk ucapan syukur atas hasil panen.
Musik Kolintang
Musik kolintang pada awalnya dibuat dari bahan yang disebut wunut dari jenis kayu yang disebut belar. Pada perkembangan selanjutnya, kolintang mulai menggunakan bahan kayu telor dan cempaka. Orkes kolintang sebagai produk seni musik tradisional bukan saja sebagai sarana hiburan, akan tetapi juga sebagai media penerapan pendidikan musik yang dimulai dari anak-anak sekolah di Kota Manado.
Musik Bia
Bia adalah sejenis kerang atau keong yang hidup dilaut. Sekitar tahun 1941 seorang penduduk Desa Batu Minahasa Utara menjadikan kerang/keong sebagai satu tumpukan musik. Musik bia akhirnya telah menjadi salah satu seni musik tradisional yang turut memberikan nilai tambah bagi masyarakat Kota Manado. Dengan hadirnya musik ini pada pagelaran kesenian dan acara tertentu, telah menimbulkan daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik mancanegara maupun nusantara.
MAKANAN
Sejak dulu kala makanan Khas manado sudah terkenal
dengan “rasa pedas” yang sangat luar biasa. Jadi kebanyakan orang yg tidak
begitu menyukai rasa pedas enggan untuk mencicipi atau merasakan makanan Khas
manado. Begitu banyak makanan-makanan khas manado yg terkenal saLah satunya
BUBUR MANADO “TINUTUAN”. Tinutuan tidak hanya dapat kita jumpai di Sulawesi
Utara saja melainkan di daerah-daerah lain juga sudah banyak yang mencoba untuk
menjual makanan tersebut. Masih banyak lagi makana khas manado antara lain :
RW(daging Anjing yang di masak dengan
berbagai macam bumbu-bumbu khas),ES brenebon( ES yang bahan dasarnya kacang
merah),Cucur (kue khas manado)
MINUMAN
Cap Tikus adalah jenis cairan berkadar alkohol
rata-rata 40 persen yang dihasilkan melalui penyulingan saguer (cairan putih
yang keluar dari mayang pohon enau atau seho dalam bahasa daerah Minahasa).Cap
tikus merupakan Minuman khas manado yang sangat sering di jumpai di manado.
begitu banyak orang yang menyukai minuman ini sehingga Cap tikus sangat mudah untuk di dapatkan banyak yg menjualnya di warung-warung atau malah mengolahnya sendiri di rumah masing-masing.
begitu banyak orang yang menyukai minuman ini sehingga Cap tikus sangat mudah untuk di dapatkan banyak yg menjualnya di warung-warung atau malah mengolahnya sendiri di rumah masing-masing.
Minuman ini Sering kita jumpai di acara-acara besar,
banyak bapak-bapak atau pemuda-pemuda yang berkumpul berbentuk
kelompok-kelompok untuk menikmati minuman ini bersama-sama. Biasanya cap Tikus
ini di nikmati bersama RW(makanan khas manado).
KEPERCAYAAN SUKU MINAHASA
Mengenai kepercayaan masyarakat MINAHASA, sebelum Tahun 1702 (awal
abat 17) Penginjil dari Portugis Joseph Kamp Membawa Masuk Injil di Indonesia
melalui Ambon, ternate dan tiba di Tanah Minahasa. Joseph Kamp Masuk Ke
Minahasa, Masyarakat Minahasa sudah mempunyai kepercayaan yang masih Bersifat
abstrak “Empung Wailan Sima Lengkew Em Pekasa Kaoatan” (Allah Yang Menciptakan
Segenap Alam). Selain Percaya Kepada Allah Yang Menciptakan Segenap Alam,
Mereka Juga Percaya Ilah-Ilah Lain Yang Diyakini Dapat Membantu Kehidupan
Manusia Saat Itu.
Namun, setelah masyarakat Minahasa mengenal dan
mempelajari Injil dan agama Kristen, banyak masyarakat Minahasa yg memeluk dan
memegang kepercayaan Nasrani sampai sekarang mayoritas di manado adalah yang
beragama Kristen.
Berikut
ini merupakan pengetahuan-pengetahuan masyarakat suku Minahasa yang sudah ada
dari zaman dulu dan Suku Minahasa sebagian besar masih mempercayai hal-hal ini
:
Ø Alam fauna; adanya kepercayaan terhadap tanda-tanda binatang
seperti burung dan ular. Ada dua macam burung yang menunjukkan berbagai tanda.
Burung siang (waru endo, kemekeke, totombara)
dapat menunjukkan tanda adanya berita yang menyenangkan (lowas, keeke rondor), tanda tidak mengganggu perasaan (keeke tenga wowos), tanda tidak
menyenangkan (mangalo/mangoro), dan
tanda yang menakutkan atau beralamat tidak baik (keke). Burung malam (wara
wengi kembaluan) dapat bersuara merdu tanda menyenangkan (manguni rendai), suara hampir merdu dan
putus-putus tanda tidak mengganggu perasaan (imbuang), suara parau tanda membimbangkan (paapian), dan bunyi panjang serta keras (kiik) yang bertanda menakutkan jika terdengar dari arah depan atau
kanan pendengar. Di samping itu, ada juga tanda dari ular, misalnya ular yang
merayap dari barat ke timur dan ular yang mengangkat kepala. Tanda yang lainnya
ialah tanda dari empedu atau hati binatang yang disembelih (babi, ayam, sapi,
dll) yang dapat meramalkan masa depan.
Ø Alam flora; pengetahuan tentang alam flora dapat terlihat
dari bermacam-macam bahan makanan masyarakat Minahasa yang diperoleh dari
tumbuh-tumbuhan. Banyak bahan-bahan obat pula yang diperoleh dari berbagai
jenis akar-akaran, dedaunan, kulit-kulit kayu, buah-buahan, rerumputan dan
umbi-umbian. Beberapa contoh di antaranya, obat malaria dibuat dari sejenis
akar yang disebut riis (tali pahit), goraka (jahe) sebagai obat batuk, obat
sakit perut dan penolak roh jahat, serta kucai
(sejenis bumbu dapur) sebagai obat demam bagi anak-anak.
Ø Tubuh manusia; pengetahuan tentang tubuh manusia dibagi ke
dalam dua bagian yakni yang menyangkut perbuatan dan yang menyangkut hal-hal
yang terjadi dalam tubuh. Pengetahuan itu lebih bersifat larangan-larangan bagi
setiap orang yang melakukannya karena akan menimbulkan akibat tersendiri.
Contohnya:
·
jangan memotong
kuku pada malam hari, nanti kematian ibu atau salah satu anggota keluarga lekas
terjadi; maksud sebenarnya ialah bila memotong kuku di waktu malam gampang
mendapat luka.
·
Jangan suka tidur
tiarap, nanti akan ditangkap hantu; maksudnya ialah agar peredaran darah tidak
terganggu.
·
Bila ada kematian
di desa, dilarang ke ladang/sawah, jika tidak diindahkan akan mati lemas;
sebenarnya adat yang berlaku di Minahasa bila ada peristiwa kematian, setiap
orang wajib memberikan bantuan, yang berarti tidak seorangpun yang boleh keluar
dari desa.
·
Mata kiri
bergerak, artinya akan mendapat surat atau akan segera bertemu dengan saudara
yang berada jauh. Sebaliknya, mata kanan bergerak berarti akan mendapat berita
buruk atau akan menangis nanti.
·
Telapak tangan
kiri gatal artinya akan mendapat untung atau uang. Jika telapak tangan kanan
yang gatal, tanda akan mengeluarkan uang.
Ø Ada juga kepercayaan rakyat Minahasa tentang mimpi, antara
lain: mimpi gigi copot, alamat seorang dari keluarga dekat akan meninggal;
mimpi mayat, artinya akan mendapat rejeki; mimpi mendapat uang atau dipagut
ular, artinya akan mendapat sakit.
Ø Pengetahuan tentang alam, misalnya bila awan di langit
kelihatan berpetak-petak, tandanya banyak ikan atau juga terjadi gempa bumi;
bila kelihatan atau kedengaran segerombolan lebah yang terbang dari arah utara
menuju selatan, alamatnya akan terjadi kemarau yang panjang, dan bila
anjing-anjing membuang kotoran di jalanan umum, alamat musim kemarau panjang
telah mulai.
Ø Pengetahuan tentang waktu; masyarakat Minahasa tradisional
mengetahui tentang waktu dengan berpatokan pada matahari dan suara binatang.
Misalnya, matahari mulai timbul berarti jam 6 pagi; di atas kepala adalah pukul
12.00; matahari terbenam pukul 6 sore. Ayam berkokok tengah malam adalah pukul
00.00; berkokok selanjutnya merupakan tanda sudah hampir siang. Para petani di
sawah mendengar suatu binatang bernama konkoriang
sebagai pertanda mereka harus segera pulang sebab waktu telah menunjukkan
pukul 17.00. Ada juga semacam alat yang terbuat dari dua botol yang diikat
sedemikian rupa, di mana pasir dipindahkan dari satu botol ke botol lain. Waktu
selama pasir berpindah (lima jam) digunakan sebagai waktu bekerja (biasanya
dalam mapalus).
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI SOSIAL DAN BUDAYA MINAHASA
Dari sejarah yang ada sudah terlihat
jelas bahwa Budaya Minahasa terpengaruh dari budaya-budaya yang ada di Negara
lain. Contohnya seperti Belanda dan Spanyol. Pengaruh
kehadiran orang Spanyol yang bertahan hampir seabad di Minahasa masih tampak
hingga saat ini, antara lain dalam aspek bahasa ada beberapa kata yang tak lain
ialah bahasa Spanyol. Selain itu, pakaian yang dianggap orang Minahasa sebagai
pakaian adat (patung kurengkeng dan saraun di Tondano) tak lain
adalah pakaian ala Spanyol. Berkuasanya Belanda di Minahasa juga membawa
unsur-unsur kebudayaan lain bagi penduduk Minahasa, antara lain bahasa,
cara-cara berpakaian, sistem pemerintahan, sistem pengetahuan, pendidikan,
kesehatan, peralatan, pengangkutan, dan sebagainya.
Jadi,
Dapat di katakana bahwa Sosial dan Budaya yang ada di Minahasa Tidak lain
adalah campur Tangan oleh bangsa lain.
KEHIDUPAN SOSIAL SUKU MINAHASA
Dengan membaca arti dari kata “MAPULUS” seperti yang di jelaskan di
atas. Kita sudah dapat mendapatkan suatu bayangan di mana suku Minahasa ini
selalu bergotong royong dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang ada. Hal ini
merupakan hal positif yang sangat baik dan dapat menjalin kebersamaan di antara
begitu banyak suku-suka yang ada. Selain di ajarkan untuk bekerjasama kita juga
dapat Saling membantu orang yang kesusahan. sekalipun kita Bukan suku asli dari
Minahasa jika kita menerapkan Hal ini dalam Hidup kita pastilah banyak orang
yang akan Senang dan Hal positif itu juga akan membawa imbas yang baik bagi
diri kita sendiri.
KEHIDUPAN BUDAYA SUKU MINAHASA
Dari bermacam-macam contoh dan penjelasan tentang suku Minahasa yang
begitu beragam. Kita dapat mengetahui bahwa suku Minahasa masih menjunjung
tinggi Budaya yang mereka miliki, suku Minahasa masih melakukan atau
menyelenggarakan acara-acara adat seperti Tarian-tarian. Tarian-tarian tersebut
kadang di tampilkan di acara-acara besar Seperti penyambutan Tamu atau ulang
Tahun kota Manado
Pengucapan syukur juga sampai sekarang masih sering di adakan oleh
suku Minahasa.
KESIMPULAN
Dari semua pembahasan yang ada di atas yang di latar belakangi Judul
“Kehidupan Sosial Budaya Suku Minahasa” kita dapat mengetahui beberapa budaya
yang ada di Suku minahasa mulai dari rumah adat,alat music,tarian, dll. Melalui
karya tulis ini kita juga dapat mengetahui bahwa suku Minahasa masih menjujung
tinggi apa yang sejak dlu sudah menjadi Adat istiadat mereka dan sampai sekarangpun
acara-acara adat masih dilaksanakan.Di harapkan suku Minahasa akan terus
mempertahankan apa yang menjadi Budaya dan terus melestarikan budaya Minahasa
walaupun zaman terus berkembang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar