BLABLABLA

Jumat, 14 November 2014

KEHIDUPAN SOSIAL DAN BUDAYA SUKU MINAHASA

KEHIDUPAN SOSIAL DAN BUDAYA SUKU MINAHASA


OLEH : Ralf R.S Walewangko




    A.   TENTANG MINAHASA
MINAHASA terletak di ujung jazirah utara pulau Sulawesi, pada posisi geografis 124°40′ – 124°50′ BT dan 1°30′ – 1°40′ LU Kota Manado Merupakan dari provinsi Sulawesi Utara Kota Manado seringkali disebut sebagai Menado. Minahasa berasal dari kata dasar “ESA” yang berarti “Satu”. Motto dari Sulawesi utara adalah Si Tou Timou Tumou Tou, sebuah filsafat hidup masyarakat Minahasa yang dipopulerkan oleh Sam Ratulangi, yang berarti: "Manusia hidup untuk memanusiakan orang lain" atau "Orang hidup untuk menghidupkan orang lain". Dalam ungkapan Bahasa Manadonya, yang berarti: "Baku beking pande" yang secara umum berarti "Saling menambah pintar dengan orang lain".
    B.      SUKU MINAHASA
Di Minahasa terdapat beberapa suku yang cukup banyak dan beragam,Berikut merupakan Nama-nama suku yang ada dan tempat di mana suku-suku itu berada
Ø  Tonsea; terdapat di sekitar Timur Laut Minahasa.
Ø  Tombulu; terdapat di sekitar Barat Laut danau Tondano.
Ø  Tontemboan/Tompakewa; terdapat di sekitar Barat Daya Minahasa.
Ø  Toulour; terdapat di bagian Timur dan pesisir danau Tondano.
Ø  Tonsawang; terdapat di bagian tengah dan Selatan Minahasa.
Ø  Pasan atau Ratahan; terdapat di bagian Tenggara Minahasa.
Ø  Ponosakan; di bagian Tenggara Minahasa.
Ø  Bantik; terdapat di beberapa tempat di pesisir Barat Laut Utara dan Selatan kota Manado.
   C.   MACAM-MACAM KEBUDAYAAN ASLI DI MINAHASA
Seperti yang kita ketahui Minahasa mempunyai begitu banyak keragaman budaya yang ada. Mulai dari Tarian,alat music,Makanan dan minuman.Berikut beberapa contoh kebudayaan MINAHASA
Mapalus
Mapalus adalah bentuk gotong royong tradisional warisan nenek moyang orang Minahasa di Kota Manado yang merupakan suatu sistem prosedur, metode atau tehnik kerja sama untuk kepentingan bersama oleh masing-masing anggota secara bergiliran. Mapalus muncul atas dasar kesadaran akan adanya kebersamaan, keterbatasan akan kemampuannya baik cara berpikir, berkarya, dan lain sebagainya.
Jadi, mapulus ini merupakan suatu bentuk kebersamaan yg selalu di junjung oleh suku MINAHASA dalam menjalin kebersamaan di antara masyarakat Minahasa.


Rumah Panggung Adat MINAHASA
Rumah panggung atau wale merupakan tempat kediaman para anggota rumah tangga orang Minahasa di Kota Manado, dimana didalamnya digunakan sebagai tempat melakukan berbagai aktivitas. Rumah panggung jaman dahulu dimaksudkan untuk menghindari serangan musuh secara mendadak atau serangan binatang buas. Sekalipun keadaan sekarang tidak sama lagi dengan keadaan dahulu, tapi masih banyak penduduk yang membangun rumah panggung berdasarkan konstruksi rumah modern. 




Pengucapan Syukur
Pada masa lalu pengucapan syukur diadakan untuk menyampaikan doa atau mantra yang memuji kebesaran dan kekuasaan para dewa atas berkat yang diberikan sambil menari dan menyanyikan lagu pujian dengan syair yang mengagungkan. Saat ini pengucapan syukur di Kota Manado dilaksanakan dalam bentuk ibadah di gereja. Pada hari H tersebut setiap rumah tangga menyiapkan makanan dan kue untuk dimakan oleh anggota rumah tangga, juga dipersiapkan bagi para tamu yang datang berkunjung.
Contoh pengucapan syukur sering kali dirangkaikan dengan IBADAH rukun, ucapan syukur kadang di adakan seperti kalau ada yang berulang Tahun,Syukur atas Kesembuhan,atau Berkat-berkat yang telah di terima keluarga tersebut.

Tari Kabasaran
Tari kabasaran sering juga disebut tari cakalele, adalah salah satu seni tari tradisional orang Minahasa yang banyak dimainkan oleh masyarakat Kota Manado, yang biasanya ditampilkan pada acara-acara tertentu seperti menyambut tamu dan pagelaran seni budaya. Tari ini menirukan perilaku dari para leluhur dan merupakan seni tari perang melawan musuh.



Tari Maengket
Tari maengket adalah salah satu seni tarian rakyat orang Minahasa. Tarian ini disertai dengan nyanyian dan diiringi gendang atau tambur yang biasanya dilakukan sesudah panen padi sebagai ucapan syukur kepada Sang Pencipta.Jadi, Tari maengket ini merupakan tarian rakyat untuk Hasil panen yg telah mereka dapatkan yang sejak dulu sudah di ciptakan untuk ucapan syukur atas hasil panen.





Musik Kolintang
Musik kolintang pada awalnya dibuat dari bahan yang disebut wunut dari jenis kayu yang disebut belar. Pada perkembangan selanjutnya, kolintang mulai menggunakan bahan kayu telor dan cempaka. Orkes kolintang sebagai produk seni musik tradisional bukan saja sebagai sarana hiburan, akan tetapi juga sebagai media penerapan pendidikan musik yang dimulai dari anak-anak sekolah di Kota Manado.







Musik Bia
Bia adalah sejenis kerang atau keong yang hidup dilaut. Sekitar tahun 1941 seorang penduduk Desa Batu Minahasa Utara menjadikan kerang/keong sebagai satu tumpukan musik. Musik bia akhirnya telah menjadi salah satu seni musik tradisional yang turut memberikan nilai tambah bagi masyarakat Kota Manado. Dengan hadirnya musik ini pada pagelaran kesenian dan acara tertentu, telah menimbulkan daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik mancanegara maupun nusantara.

               
MAKANAN
Sejak dulu kala makanan Khas manado sudah terkenal dengan “rasa pedas” yang sangat luar biasa. Jadi kebanyakan orang yg tidak begitu menyukai rasa pedas enggan untuk mencicipi atau merasakan makanan Khas manado. Begitu banyak makanan-makanan khas manado yg terkenal saLah satunya BUBUR MANADO “TINUTUAN”. Tinutuan tidak hanya dapat kita jumpai di Sulawesi Utara saja melainkan di daerah-daerah lain juga sudah banyak yang mencoba untuk menjual makanan tersebut. Masih banyak lagi makana khas manado antara lain : RW(daging Anjing yang di  masak dengan berbagai macam bumbu-bumbu khas),ES brenebon( ES yang bahan dasarnya kacang merah),Cucur (kue khas manado)
MINUMAN        
Cap Tikus adalah jenis cairan berkadar alkohol rata-rata 40 persen yang dihasilkan melalui penyulingan saguer (cairan putih yang keluar dari mayang pohon enau atau seho dalam bahasa daerah Minahasa).Cap tikus merupakan Minuman khas manado yang sangat sering di jumpai di manado.
begitu banyak orang yang menyukai minuman ini sehingga Cap tikus sangat mudah untuk di dapatkan banyak yg menjualnya di warung-warung atau malah mengolahnya sendiri di rumah masing-masing.

Minuman ini Sering kita jumpai di acara-acara besar, banyak bapak-bapak atau pemuda-pemuda yang berkumpul berbentuk kelompok-kelompok untuk menikmati minuman ini bersama-sama. Biasanya cap Tikus ini di nikmati bersama RW(makanan khas manado).
*      KEPERCAYAAN SUKU MINAHASA
Mengenai kepercayaan masyarakat MINAHASA, sebelum Tahun 1702 (awal abat 17) Penginjil dari Portugis Joseph Kamp Membawa Masuk Injil di Indonesia melalui Ambon, ternate dan tiba di Tanah Minahasa. Joseph Kamp Masuk Ke Minahasa, Masyarakat Minahasa sudah mempunyai kepercayaan yang masih Bersifat abstrak “Empung Wailan Sima Lengkew Em Pekasa Kaoatan” (Allah Yang Menciptakan Segenap Alam). Selain Percaya Kepada Allah Yang Menciptakan Segenap Alam, Mereka Juga Percaya Ilah-Ilah Lain Yang Diyakini Dapat Membantu Kehidupan Manusia Saat Itu.
Namun, setelah masyarakat Minahasa mengenal dan mempelajari Injil dan agama Kristen, banyak masyarakat Minahasa yg memeluk dan memegang kepercayaan Nasrani sampai sekarang mayoritas di manado adalah yang beragama Kristen.
Berikut ini merupakan pengetahuan-pengetahuan masyarakat suku Minahasa yang sudah ada dari zaman dulu dan Suku Minahasa sebagian besar masih mempercayai hal-hal ini :
Ø  Alam fauna; adanya kepercayaan terhadap tanda-tanda binatang seperti burung dan ular. Ada dua macam burung yang menunjukkan berbagai tanda. Burung siang (waru endo, kemekeke, totombara) dapat menunjukkan tanda adanya berita yang menyenangkan (lowas, keeke rondor), tanda tidak mengganggu perasaan (keeke tenga wowos), tanda tidak menyenangkan (mangalo/mangoro), dan tanda yang menakutkan atau beralamat tidak baik (keke). Burung malam (wara wengi kembaluan) dapat bersuara merdu tanda menyenangkan (manguni rendai), suara hampir merdu dan putus-putus tanda tidak mengganggu perasaan (imbuang), suara parau tanda membimbangkan (paapian), dan bunyi panjang serta keras (kiik) yang bertanda menakutkan jika terdengar dari arah depan atau kanan pendengar. Di samping itu, ada juga tanda dari ular, misalnya ular yang merayap dari barat ke timur dan ular yang mengangkat kepala. Tanda yang lainnya ialah tanda dari empedu atau hati binatang yang disembelih (babi, ayam, sapi, dll) yang dapat meramalkan masa depan.
Ø  Alam flora; pengetahuan tentang alam flora dapat terlihat dari bermacam-macam bahan makanan masyarakat Minahasa yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan. Banyak bahan-bahan obat pula yang diperoleh dari berbagai jenis akar-akaran, dedaunan, kulit-kulit kayu, buah-buahan, rerumputan dan umbi-umbian. Beberapa contoh di antaranya, obat malaria dibuat dari sejenis akar yang disebut riis (tali pahit), goraka (jahe) sebagai obat batuk, obat sakit perut dan penolak roh jahat, serta kucai (sejenis bumbu dapur) sebagai obat demam bagi anak-anak.
Ø  Tubuh manusia; pengetahuan tentang tubuh manusia dibagi ke dalam dua bagian yakni yang menyangkut perbuatan dan yang menyangkut hal-hal yang terjadi dalam tubuh. Pengetahuan itu lebih bersifat larangan-larangan bagi setiap orang yang melakukannya karena akan menimbulkan akibat tersendiri. Contohnya:
·         jangan memotong kuku pada malam hari, nanti kematian ibu atau salah satu anggota keluarga lekas terjadi; maksud sebenarnya ialah bila memotong kuku di waktu malam gampang mendapat luka.
·         Jangan suka tidur tiarap, nanti akan ditangkap hantu; maksudnya ialah agar peredaran darah tidak terganggu.
·         Bila ada kematian di desa, dilarang ke ladang/sawah, jika tidak diindahkan akan mati lemas; sebenarnya adat yang berlaku di Minahasa bila ada peristiwa kematian, setiap orang wajib memberikan bantuan, yang berarti tidak seorangpun yang boleh keluar dari desa.
·         Mata kiri bergerak, artinya akan mendapat surat atau akan segera bertemu dengan saudara yang berada jauh. Sebaliknya, mata kanan bergerak berarti akan mendapat berita buruk atau akan menangis nanti.
·         Telapak tangan kiri gatal artinya akan mendapat untung atau uang. Jika telapak tangan kanan yang gatal, tanda akan mengeluarkan uang.
Ø  Ada juga kepercayaan rakyat Minahasa tentang mimpi, antara lain: mimpi gigi copot, alamat seorang dari keluarga dekat akan meninggal; mimpi mayat, artinya akan mendapat rejeki; mimpi mendapat uang atau dipagut ular, artinya akan mendapat sakit.
Ø  Pengetahuan tentang alam, misalnya bila awan di langit kelihatan berpetak-petak, tandanya banyak ikan atau juga terjadi gempa bumi; bila kelihatan atau kedengaran segerombolan lebah yang terbang dari arah utara menuju selatan, alamatnya akan terjadi kemarau yang panjang, dan bila anjing-anjing membuang kotoran di jalanan umum, alamat musim kemarau panjang telah mulai.
Ø  Pengetahuan tentang waktu; masyarakat Minahasa tradisional mengetahui tentang waktu dengan berpatokan pada matahari dan suara binatang. Misalnya, matahari mulai timbul berarti jam 6 pagi; di atas kepala adalah pukul 12.00; matahari terbenam pukul 6 sore. Ayam berkokok tengah malam adalah pukul 00.00; berkokok selanjutnya merupakan tanda sudah hampir siang. Para petani di sawah mendengar suatu binatang bernama konkoriang sebagai pertanda mereka harus segera pulang sebab waktu telah menunjukkan pukul 17.00. Ada juga semacam alat yang terbuat dari dua botol yang diikat sedemikian rupa, di mana pasir dipindahkan dari satu botol ke botol lain. Waktu selama pasir berpindah (lima jam) digunakan sebagai waktu bekerja (biasanya dalam mapalus).
*      FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SOSIAL DAN BUDAYA MINAHASA
        Dari sejarah yang ada sudah terlihat jelas bahwa Budaya Minahasa terpengaruh dari budaya-budaya yang ada di Negara lain. Contohnya seperti Belanda dan Spanyol. Pengaruh kehadiran orang Spanyol yang bertahan hampir seabad di Minahasa masih tampak hingga saat ini, antara lain dalam aspek bahasa ada beberapa kata yang tak lain ialah bahasa Spanyol. Selain itu, pakaian yang dianggap orang Minahasa sebagai pakaian adat (patung kurengkeng dan saraun di Tondano) tak lain adalah pakaian ala Spanyol. Berkuasanya Belanda di Minahasa juga membawa unsur-unsur kebudayaan lain bagi penduduk Minahasa, antara lain bahasa, cara-cara berpakaian, sistem pemerintahan, sistem pengetahuan, pendidikan, kesehatan, peralatan, pengangkutan, dan sebagainya.
        Jadi, Dapat di katakana bahwa Sosial dan Budaya yang ada di Minahasa Tidak lain adalah campur Tangan oleh bangsa lain.
*      KEHIDUPAN SOSIAL SUKU MINAHASA
Dengan membaca arti dari kata “MAPULUS” seperti yang di jelaskan di atas. Kita sudah dapat mendapatkan suatu bayangan di mana suku Minahasa ini selalu bergotong royong dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang ada. Hal ini merupakan hal positif yang sangat baik dan dapat menjalin kebersamaan di antara begitu banyak suku-suka yang ada. Selain di ajarkan untuk bekerjasama kita juga dapat Saling membantu orang yang kesusahan. sekalipun kita Bukan suku asli dari Minahasa jika kita menerapkan Hal ini dalam Hidup kita pastilah banyak orang yang akan Senang dan Hal positif itu juga akan membawa imbas yang baik bagi diri kita sendiri.
*      KEHIDUPAN BUDAYA SUKU MINAHASA
Dari bermacam-macam contoh dan penjelasan tentang suku Minahasa yang begitu beragam. Kita dapat mengetahui bahwa suku Minahasa masih menjunjung tinggi Budaya yang mereka miliki, suku Minahasa masih melakukan atau menyelenggarakan acara-acara adat seperti Tarian-tarian. Tarian-tarian tersebut kadang di tampilkan di acara-acara besar Seperti penyambutan Tamu atau ulang Tahun kota Manado
Pengucapan syukur juga sampai sekarang masih sering di adakan oleh suku Minahasa.
*      KESIMPULAN
Dari semua pembahasan yang ada di atas yang di latar belakangi Judul “Kehidupan Sosial Budaya Suku Minahasa” kita dapat mengetahui beberapa budaya yang ada di Suku minahasa mulai dari rumah adat,alat music,tarian, dll. Melalui karya tulis ini kita juga dapat mengetahui bahwa suku Minahasa masih menjujung tinggi apa yang sejak dlu sudah menjadi Adat istiadat mereka dan sampai sekarangpun acara-acara adat masih dilaksanakan.Di harapkan suku Minahasa akan terus mempertahankan apa yang menjadi Budaya dan terus melestarikan budaya Minahasa walaupun zaman terus berkembang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar